cerita sex Selamat siang para pembaca Cerita Dewasa, perkenalkan terlebih dahulu namaku Mitha usiaku saat ni 21 tahun dan aku duduk dibangku kuliah semester 4 di kota Yogyakarta, dan kali ini aku berkesempatan untuk berbagi kepada semuanya tentang sex pertamaku dengan sesama wanita.
Saat itu di suatu sore kedua orangtuaku pergi keluar kota untuk beberapa hari yang mana oran tuaku sudah minta tolong kepada tante Lala untuk menemaniku dirumah, dan setelah janjian tante Lala datang kerumahku dengan membawa temannya yang umurnya sama yaitu tante Tari. Setelah berbasa-basi sebentar di ruang tamu, kupersilakan mereka untuk beristirahat di kamar yang telah disediakan. Mereka berdua masuk ke kamar dan aku membereskan gelas minuman yang kusuguhkan kepada mereka. Ketika aku melewati kamar mereka, kudengar suara tante Tari, “Ayo kita mulai”. Aku penasaran dengan perkataan tante Tari sehingga aku sengaja mengintip melalui lubang kunci pintu kamar itu siapa tahu kelihatan. Memang benar kelihatan. Mereka berdua berdiri berhadap-hadapan sedang saling berciuman dan saling melepas baju.Kulihat tante Tari tidak mengenakan BH sedangkan tante Lala mengenakan BH. Mereka masih berciuman dan saling meremas payudara. Tante Tari meremas kedua payudara tante Lala yang masih dilapisi BH sedangkan tante Lala dengan leluasa meremas kedua payudara tante Tari yang sudah telanjang. Aku sudah terangsang dan tanganku tanpa sadar masuk ke kaos meremas kedua payudaraku sendiri. Beberapa saat kemudian tante Lala menghentikan remasannya pada kedua payudara tante Tari dan melepas BH-nya sehingga kedua payudara mereka yang lebih besar dari punyaku yang 36A sudah sama-sama telanjang. Mereka melanjutkan saling meremas serta saling mencium dan aku juga makin terangsang, ingin bergabung dalam permainannya.Tiba-tiba kedua payudara mereka sedikit demi sedikit sudah saling menempel dan mereka berpelukan. Adegan selanjutnya aku tidak melihatnya karena posisi mereka bergeser dari lubang kunci pintu kamar yang aku intip. Aku kemudian pergi ke kamarku dan melupakan hal tersebut. Aku pergi ke kamar mandi dan ketika aku tinggal melepas CD pintu kamar mandi diketuk oleh seseorang. Aku meraih handukku dan melilitkannya di tubuhku. Kubuka pintu dan kulihat tante Tari hanya dengan memakai kimono. “Kamu dipanggil tante” Pikiranku kembali ke adegan yang kulihat dari lubang kunci sehingga kujawab, “Tapi saya baru mau mandi” Dengan harapan tante Tari terangsang melihat keadaan tubuhku terlilit handuk kemudian mencumbuku. Ternyata tidak. “Terserah kamu mau mandi. Tapi aku cuma disuruh” Dia kemudian pergi dari hadapanku. Aku lalu masih berselimutkan handuk lalu masuk ke kamar tante Lala dan kulihat dia sedang tengkurap di tempat tidur hanya dengan memakai CD saja. “Ada apa tante?” “Kamu bisa mijit kan” “Bisa” Disuruhnya aku untuk duduk di atas tubuhnya dan aku mulai memijit. Aku memijit sambil membayangkan adegan yang kulihat dari lubang kunci. “Handuknya dilepas saja” Aku menoleh dan kulihat tante Tari melepas kimononya. Dia yang juga memakai CD saja kemudian naik ke tempat tidur dan menarik handuk yang masih kupakai. Sekarang kami bertiga sudah sama-sama setengah telanjang. Tante Tari duduk di belakangku dan menempelkan kedua payudaranya ke punggungku. Digesek-gesekkan kedua payudaranya ke punggungku dan tangannya juga maju ke depan meremas kedua payudaraku. Aku semakin berani dan tanganku yang memijit punggung tante Lala lalu turun ke bawah meremas kedua payudara tante Lala. Setelah beberapa menit, tante Tari lalu turun dari tempat tidur dan aku disuruhnya duduk di tepi tempat tidur. Tante Lala juga turun dan berdiri di belakang tante Tari. Mereka melepas CD mereka masing-masing. Tangan tante Lala dari belakang meremas kedua payudara tante Tari. Kemudian salah satu tangannya turun ke bawah. Jarinya masuk ke vagina tante Tari yang sudah basah. Aku sendiri juga semakin basah sehingga kulepas CD-ku. Tapi aku tidak mau ikut bergabung. Takut keasyikan mereka terganggu. Sekarang mereka sudah saling berhadapan dan berpelukan sambil berciuman serta saling meremas pantat. Jari tante Tari dimasukkan ke pantat tante Lala begitu pula sebaliknya. Mereka serentak melepaskan ciumannya dan mendesah bersama-sama. Tante Tari melepaskan pelukan tante Lala dan menyuruhku untuk tiduran. Dia kemudian mencium bibirku dan aku membalasnya. Lidahku masuk ke mulutnya dan saling menjilat. Tangannya meremas kedua payudaraku dan perlahan-lahan kemudian turun ke bawah. Dia menerima sesuatu dari tante Lala. Kulihat penis buatan ada di tangannya. Kemudian penis buatan yang besar itu perlahan-lahan dimaukkan ke vaginaku. Pertama hanya dimasukkan 2 cm, kemudian ditariknya lagi. Lalu dikeluar-masukkan lagi lebih dalam sampai 7 cm. Dan dikocoknya vaginaku sedangkan mulutnya menghisap payudara kiriku. Aku menikmati perlakuan tante Tari dan kulihat tante Lala ikut bergabung. Dia mulai mencium bibirku, kemudian turun ke bawah menghisap payudara kananku sedangkan tangannya yang juga memegang penis buatan memasukkannya ke mulutku dan dikeluar-masukkan. Beberapa saat kemudian tante Tari menghentikan mengocok vaginaku tetapi penis buatan itu ditinggalkannya. Tante Lala juga berhenti mengeluar-masukkan penis buatan ke mulutku. Tante Lala lalu tengkurap di atasku sambil penis buatan yang masih ada di vaginaku dimasukkannya ke vaginanya kemudian dia naik turun. Seolah-olah aku adalah laki-laki dengan penis besar. Setelah beberapa menit dia terlihat lemas kemudian tidur di atasku. Kedua payudara kami saling menempel. Kurangsang dia dengan ciuman di bibirnya. Dia mulai terangsang dan memelukku sambil pindah posisi. Tante Lala di bawah dan aku di atas. Aku merasakan ada sesuatu masuk ke lubang pantatku. Ternyata tante Tari telah tidur di atasku dengan penis buatan di vaginanya yang dimasukkan ke pantatku. Permainan ini berlanjut sampai tengah malam secara bergantian. Aku dengan tante Tari, aku dengan tante Lala, tante Tari dengan tante Lala, serta kami bertiga bercumbu bersama-sama. Kami bertiga sangat menikmati permainan ini terutama aku yang baru pertama kali melakukannya. cerita sex
0 Comments
Leave a Reply. |